Judul :
Evergreen
Penulis :
Prisca Primasari
Penerbit :
Grasindo
Jumlah halaman :
203 halaman
Tahun terbit :
2013
Evergreen
bercerita tentang seorang gadis yang egois, suka mengeluh, dan hanya bisa
menyalahkan keadaan, Rachel. Dia tidak pernah sadar bahwa semua kejadian yang
menimpanya berasal dari kesalahannya sendiri. Dia selalu meminta tapi tak
pernah mau memberi. Meminta dimengerti, meminta diperhatikan, dan
meminta-meminta yang lain. Sampai pada puncaknya dia dipecat dari pekerjaannya
sebagai editor di salah satu perusahaan percetakan ternama di Tokyo. Frustasi,
putus asa, dan tak punya harapan itulah yang dia rasakan. Apa gunanya cerdas
tapi pengangguran? Cantik tapi kesepian? Tak ada gunanya, dia benar-benar tak
berguna.
Sampai
suatu hari dia tanpa sengaja mampir ke sebuah kedai es krim yang sangat
menenangkan. Evergreen, ya itulah nama kedai tersebut, kedai yang akan mengubah
hidup Rachel selamanya. Pelayannya sangat ramah dan sederhana, es krimnya
sangat lezat dengan harga yang terjangkau. Tanpa dia sadari, setiap hari dia
datang ke kedai itu hanya untuk menenangkan diri. Disini tak ada yang
mengganggunya, bahkan dia baru akan pulang saat kedai mulai tutup. Setiap hari,
dari pagi hingga malam hanya tersisa dia dan seorang lelaki setengah baya yang
selalu duduk di pojok dan membaca buku Ryunosuke Akutagawa. Rachel heran kenapa
setiap hari lelaki itu selalu membaca buku yang sama.
Hari
demi hari berlalu, lama-kelamaan Rachel mulai mengenal Yuya – sang pemilik
kedai yang tampan, baik hati dan sederhana. Selain Yuya, masih ada Fumio,
Gamma, Kari, dan Toshi. Rachel pun mendapat tawaran untuk bekerja di kedai
tersebut. Setelah bekerja di kedai itulah Rachel baru menyadari betapa
sederhananya orang-orang yang bekerja di kedai tersebut. Mereka sudah saling
menganggap keluarga satu sama lain. Mereka tidak pernah mengeluh, walaupun
ternyata mereka memiliki masalah yang lebih berat daripada masalah Rachel. Sungguh
Rachel merasa malu karena selama ini selalu menghadapi masalahnya dengan
keluhan. Dan yang membuat Rachel sangat menyesal yaitu dialah penyebab utama
semua kesedihan yang dialami Tuan Toichiro-lelaki setengah baya yang selalu
menbaca buku Ryunosuke Akutagawa di pojok kedai evergreen.
Mampukah
Rachel memperbaiki kesalahan-kesalahannya?
Dalam
novel evergreen ini Prisca Primasari kembali menyajikan satu kisah yang sangat
menyentuh dan sarat akan nilai-nilai kehidupan. Penuturannya yang memikat dan
setting tempat yang menarik yaitu di Jepang menjadi daya tarik yang sangat
menjual. Semua tokoh dalam novel ini diceritakan memiliki masalah internal
masing-masing tetapi tanpa disangka-sangka semua saling memiliki benang merah.
Jalan ceritanya sulit ditebak sehingga membuat kita semakin penasaran untuk
membaca novel ini.
Menurut
saya, hanya ada satu kekurangan dari novel ini yaitu penggunaan font yang
terlalu kecil sehingga pada awal-awal membaca saya harus menyesuaikan mata saya
dengan tulisannya. Sebaiknya memang tulisannya dibuat biasa saja dan fontnya
diperbesar. Perubahan kecil ini tentunya tidak akan mengurangi keapikan cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar